Jumat, 01 Januari 2010

ASKEP HEMOROID

ASUHAN KEPERAWATAN HEMOROID

A. Pengertian

Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.Terjadi pelebaran (dilatasi) vena pada anus maupun rectal (fleksus haemorrhoidalis superior dan media : haemorrhoid interna dan fleksus haemorrhoidalis inferior : haemorrhoid eksterna ).

Hemorrhoid merupakan pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah balik (vena) pada daerah rektum atau anus. Di Amerika, 50% populasi usia 50an menderita wasir. Dan diperkirakan sekitar 50-85% populasi dunia akan mengalami gejala wasir pada periode tertentu dalam hidupnya.

Faktor Resiko

1. Kehamilan

2. Konstipasi yang lama

3. Hipertensi portal

B. Etiologi

1. Wasir dapat diturunkan secara genetik

2. Kelemanahan pembuluh darah vena di rektum atau anus

3. Terlalu sering dan kuat mengedan (kesulitan buang air besar atau diare).

4. Duduk yang terlalu lama

5. Hipertensi

6. Obesity

7. Gaya hidup yang malas (tidak aktif)

8. Konsumsi alkohol dan kopi dalam jumlah banyak

9. Dehidrasi

10. Kekurangan vitamin E merupakan faktor yang lainnya.

11. Diare menahun/kronis

12. Kehamilan: disebabkan oleh karena perubahan hormon

13. Hubungan seks tidak lazim (perianal)

14. Sembelit/ konstipasi/ obstipasi menahun

15. Penekanan kembali aliran darah vena

16. Melahirkan

17. Usia lanjut

18. Batuk berat

19. Mengangkat beban berat

20. Tumor di abdomen/usus proksimal

C. Patofisiologi

Dilatasi vena anorectal dan mengembang akibat peningkatan tekanan intra abdominal dan terbendungnya aliran darah vena daerah anorectal.

Ketegangan vena yang terjadi pada jaringan lunak akan menyebabkan prolaps, ini dapat menyebabkan thrombus atau peradangan, serta terjadi perdarahan.

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Beberapa faktor etiologi telah diajukan, termasuk konstipasi atau diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma uteri, dan tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik .

D. Manifestasi Klinik

1. Bengkak (bendungan) di dalam atau diluar rectum.
2. Nyeri.
3. Gatal daerah rectum.
4. Gangguan mukosa rectum.
5. Perdarahan pada saat b.a.b.

E. Tipe Hemoroid

Hemorrhoid eksterna

Timbul pada daerah yang dinamakan anal verge, yaitu daerah ujung dari anal kanal (anus). Dapat terlihat dari luar tanpa menggunakan alat. Biasanya akan menimbulkan keluhan nyeri. Dapat terjadi pembengkakan dan iritasi. Jika terjadi iritasi, gejala yang ditimbulkan adalah berupa gatal,jenis ini rentan terhadap trombosis (penggumpalan darah). Jika pembuluh darah vena pecah yang mengalami kelainan pecah, maka penggumpalan darah akan terjadi sehingga akan menimbulkan keluhan nyeri yang lebih hebat.

Hemorrhoid interna

Muncul didalam rektum. Biasanya jenis ini tidak nyeri. Jadi kebanyakan orang tidak menyadari menederia hemorrhoid. Perdarahan dapat timbul jika mengalami iritasi. Perdarahan yang terjadi bersifat menetes. Jika tidak ditangani, maka akan menjadi prolapsed and strangulated hemorrhoids.

F. Tanda dan Gejala

Prolapsed hemorrhoid adalah hemorrhoid yang “nongol” keluar dari rektum.

Strangulated hemorrhoid merupakan suatu keadaan terjepitnya prolapsed hemorrhoid karena otot disekitar anus berkontraksi. Hal ini menyebabkan terperangkapnya jaringan dan terhentinya pasokan darah, yang pada akhirnya akan menimbulkan kematian jaringan yang dapat terasa nyeri sekali

G. Diagnostik

a) Riwayat
Mengkaji nyeri, gatal, atau kemungkinan perdarahan.
Pertanyaan kebiasaan buang air besar; konstipasi, mengejan saat defekasi.
b) Pemeriksaan fisik
Inspeksi untuk haemorrhoid eksternal ada prolaps atau internal haemorrhoid.
Pemeriksaan rectal toucer ( colok dubur )
c) Proctosigmoidoscopy, untuk menentukan lokasi dan keadaan dari haemorrhoid.

H. Penatalaksanaan

a. Terapi pengobatan

Tidak ada obat yang dapat mengobati hemorrhoid. Yang paling penting adalah untuk melakukan pencegahan

Namun Hemorrhoid yang menimbulkan rasa nyeri, analgetik suppositoria atau salf analgetik namun harus hati-hati salf yang mengandung steroid karena justru dapat memicu timbulnya serangan nyeri.

b. Terapi operatif

Rubber band ligation

Suatu karet diikatkan pada hemorroid sehingga pasokan pembuluh darah menjadi berkurang atau tidak ada. Setelah beberapa hari, jaringan akan mengalami kematian yang pada akhirnya akan lepas sendiri bersamaan dengan buang air besar.

Hemorrhoidolysis/Galvanic Electrotherapy

Merupakan tindakan pemotongan wasir dengan menggunakan arus listrik

Sclerotherapy

Penyuntikan zat sklerosan dilakukan pada hemorrhoid sehingga menyebabkan runtuhnya dinding pembuluh darah pada hemorrhoid.

Cryosurgery

Merupakan tindakan penghancuran wasir dengan cara membekukannya. à jarang sekali digunakan karena efek sampingnya.

Laser, infrared or BICAP caogulation

Adalah tindakan pemotongan wasir dengan menggunakan laser atau inframerah. Sekarang ini, laser sudah mulai ditinggalkan karena penelitian menunjukkan bahwa penanganan wasir lebih efektif dengan menggunakan inframerah.

Hemorrhoidectomy

Tindakan ini merupakan tindakan pembedahan. Namun banyak pasien yang mengeluhkan nyeri yang hebat setelah dilakukan operasi ini. Untuk itu, tindakan ini dilakukan sebaiknya untuk hemorrhoid interna grade IV saja.

c. Farmakologi

Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala.

Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:

1. Obat yang memperbaiki defekasi

Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).

2. Obat simptomatik

Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.

3. Obat penghenti perdarahan

Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.

4. Obat penyembuh dan pencegah serangan

Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.

d. Terapi non farmakologis

a) Tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan menurunkan gejala.

b) Intervensi non pharmakologis

1. Memberikan posisi recumben untuk mengurangi penekanan, edema dan prolaps.

2. Memberikan makanan yang mengandung serat untuk memudahkan b.a.b tidak mengedan.

3. Meningkatkan pemasukkan cairan sehingga tinja jadi lunak.

4. Melakukan kompres dingin pada saat nyeri di daerah anus, dan lakukan rendam bokong (sitz baths) secara kontinyu untuk memberi rasa nyaman.

I. Pencegahan

Minum banyak air, makan makanan yang mengandung banyak serat (buah, sayuran, sereal, suplemen serat, dll) sekitar 20-25 gram sehari

Olahraga

Menghindari penggunaan laksatif (perangsang buang air besar)

Membatasi mengedan sewaktu buang air besar.

Penggunaan celana dalam yang ketat dapat mencetuskan terjadinya wasir dan dapat mengiritasi wasir yang sudah ada.

Jalankan pola hidup sehat

Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)

Makan makanan berserat

Hindari terlalu banyak duduk

Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.

Hindari hubunga seks yang tidak wajar

Jangan menahan kencing dan berak

Jangan menggaruk dubur secara berlebihan

Jangan mengejan berlebihan

Duduk berendam pada air hangat

Minum obat sesuai anjuran dokter

J. Kompilkasi

1) Perdarahan yang menyebabkan anemia.
2) Strangulasi (perlengketan).
3) Trombosis pada hemorrhoid.

K. Prognosis

Berulang kembali 50 % setelah pengobatan sclerosing. Yang lebih baik adalah dilakukan ligasi dan hemorroidectomy.

L. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Riwayat kesehatan:

- Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi?

- Adakah nyeri abdomen?

- Apakah terdapat perdarahan dari rektum? Berapa banyak, seberapa sering, apa warnanya?

- Adakah mucus atau pus?

- Bagaimana pola eliminasi klien? Apakah sering menggunakan laksatif?

Riwayat diet:

- Bagaimana pola makan klien?

- Apakah klien mengkonsumsi makanan yang mengandung serat?

Riwayat pekerjaan:

- Apakah klien melakukan pekerjaan yang memerlukan duduk atau berdiri dalam waktu lama?

Aktivitas dan latihan:

- Seberapa jumlah latihan dan tingkat aktivitas?

Pengkajian obyektif:

Menginspeksi feses apakah terdapat darah atau mucus dan area perianal akan adanya hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Konstipasi b.d mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama defekasi

b. Ansietas b.d rencana pembedahan dan rasa malu

c. Nyeri b.d iritasi, tekanan dan sensitivitas pada area rektal/anal sekunder akibat penyakit anorektal dan spasme sfingter post-operatif

d. Perubahan eliminasi urinarius b.d rasa takut nyeri post-operatif

e. Risiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapi

3. Perencanaan dan intervensi

- Menghilangkan konstipasi

Intervensi:

a. Menyusun waktu untuk defekasi, biasanya setelah makan atau pada waktu tidur

b. Menggunakan latihan relaksasi sesuai kebutuhan

c. Menambahkan makanan tinggi serat pada diet

d. Meningkatkan masukan cairan hingga 2 liter/24 jam

- Menurunkan ansietas

- Menghilangkan nyeri

Intervensi:

Mengubah posisi tubuh dan aktifitas untuk meminimalkan nyeri dan ketidaknyamanan

- Meningkatkan eliminasi urinarius

- Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi

- Pendidikan klien dan pertimbangan perawatan di rumah

M. Dafta Pustaka

Leff, E: Hemorrhoidectomy – Laser vs non-laser: out patient surgical experience at: www.medscape.com.

Keigley MRB. 2001. Hemorrhoidal Disease in Surgery of the Anus, Rectum and Colon, 2nd edition. WB Saunders: London.

Iwagaki: The Laser Treatment of Hemorrhoids: result of a study on 1816 patients in Surgery Today, vol 19 on 6 November 1989.

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.

www.ruslanpinrang.blogspot.com

http://perawatpskiatri.blogspot.com

http://viethanurse.wordpress.com